SEPARUH
HATI BANTUAN PEMERINTAH UNTUK RAKYAT, DI TENGAH PANDEMI COVID - 19
Oleh : Muhammad Abdul Ali lubis
Dewasa
ini dunia digemparkan dengan kemunculan sebuah virus berbahaya yang menyerang
lebih dari 200 negara dengan jumlah terinfeksi mencapai 2,95 juta jiwa dan 205
ribu nyawa melayang akibat pandemi gelobal ini. Begitu pula dengan Indonesia
yang tidak bisa mengelak akan ganasnya pandemi ini, Indonesia menjadi negara
asean dengan peringkat positif tertinggi saat ini dengan 8800 jiwa terinpeksi dan
jumlah kematian mencapai kepada angka 743 kasus kematian berbagai faktor timbul
menjadi alasan mengapa indonesia bisa menempati peringkat pertama di asean dan
persentasi kematian yang cukup tinggi, salah satu faktornya adalah sifat seperti
meremehkan yang dimunculkan oleh pemimpin di negeri ini dan seakan menjadi mala
petaka untuk indonesia terbukti dengan jangka waktu hampir 2 bulan, lebih dari 8000 jiwa
terinpeksi virus ini. Namun pada tulisan kali ini saya tidak akan membahas
mengenai sebab tersebar nya virus ini secara masif namun saya akan membahas
mengenai dampak yang di timbulkan juga respon pemerintah dalam pemenuhan hak –
hak rakyat untuk kesejahteraan. Pandemi global covid – 19 menimbulkan dampak
yang begitu luar biasa dalam berbagai aspek di dunia dan yang paling mencolok
adalah aspek ekonomi, dunia digoncang habis-habisan, pasar dunia di buat kocar
kacir karena timbulnya mahluk bernama corona ini begitupun indonesia yang
semulanya berdiri dalam keadaan ekonomi lemah seakan tak berdaya akibat dampak
pandemi ini jumlah phk meningkat rakyat miskin dan kelaparan bertambah cukup
pesat presiden jokowi dan kabinetnya sebagai pilar utama dalam penyelesaian
masalah inipun belum menemukan obat ampuh untuk mengobati masalah-masalah yang
timbul bahkan untuk meredakan gejalanya saja pun belum mampu namun meski
seperti itu ada beberapa amunisi yang beberapa waktu ini ditimbulkan oleh para
pemrintah untuk sedikit memulihkan kepercayaan rakyat akan keberadaan mereka
dalam penderitaan yang sedang dihadapi masyarakat indonesia. Namun saya melihat
menempatkan diri sebagai masyarakat yang merasakan peran pemerintah secara
langsung, saya menilai bahwa pemerintah tidak sepenuh hati dalam memberikan
angin segar untuk rakyat hal-hal yang pemerintah berikan untuk rekyat secara
korelasi sangat jauh dari kata sempurna bahkan tidak membantu sama sekali untuk
sebagian lapisan aspek masyarakat yang terdampak mulai dari sosialisai yang
tidak apik sitem yang sangat menyulitkan di tambah lagi bantuan yang tidak
tepat sasaran mewarnai penderitaan rakyat dan menjadi buah bibir di kalangan
akademisi juga para aktivis kemanusiaan namun apalah arti sebuah cibiran tanpa
solusi maka dari itu melalui tulisan ini saya mencoba untuk berbagi ide dan
pendapat yang timbul dari pemikiran gilak saya yang selama ini seakan
terpenjara, hanya saja kembali saya ingatkan bahwa apa yang saya tulis ini
tidak lebih hanya sebatas pendapat maka jika pembaca tidak sepakat dan melihat
banyak kekurangan didalamnya cukuplah hal ini bagi kalian namun jika para
pembaca suka dan sepakat dengan apa yang saya tulis boleh kiranya untuk
mebagikan tulisan ini sehingga nantinya saya berharap para pemangku kebijakan
di negeri ini dapat membacannya sehingga bisa menjadi masukan untuk memperbaiki
segala sesuatu yang kurang dari masalah yang timbul akibat pandemi ini.
Okee
waktunya mengkritisi......
Kita
mulai untuk membahas satu persatu dari apa yang pemerintah berikan untuk rakyat
selama pandemi corona ini, namun perlu kita pahami bahwa sebenernya masalah
yang muncul hampir secara kesuluhan sama, ya sama-sama buat rakyat suudzon
apakah pemerintah sepenuh hati dalam membantu rakyat???? Atau bantuanini hanya
sebagai hiburan semata saja???? Biarlah pemerintah yang menjawab pertanyaan
saya ini hehe.
Di
akhir maret 2020 presiden jokowi memunculkan sebuah steatment yang membuat
rakyat bahagia beliau mengatakan bahwa akan memberikan listrik geratis selama 3
bulan penuh untuk masyarakat indonesia di beberapa kalangan, hal ini disambut
baik oleh masyarakat beberapa hari masyrakat menunggu implementasi dari apa
yang presiden katakan terhitung 1 minggu setelah presiden meberikan stetament
baru implementasi pemberian listrik gertais mulai di jalankan itupun masih
terlalu sulit untuk di jangkau mulai dari waibsite yang eror juga tidak adanya
soosialisasi secara langsung dari pemerintah mengenai tata cara untuk
mendapatkan listrik geratis ini, hanya penjelasan – penjelasan melalui digital
yang pemeritah lakukan tidak ada pemberitahun secara langsung yang diberikan
dan bahkan cara mendaftar untuk bisa mendaptkan listrik geratis ini juga
melalui digital.
Kemudian
di awal april sampai pertengahan pemerintah kembali memberikan angin segar
melalui kemunculan kartu pra kerja yang sebenarnya memang janji dari pak jokowi
saat kampanye sebelum terpilih sebagai presiden di periode ke dua kali ini,
namun bertepatan dengan timbulnya masalah pandemi ini presiden menjadikan katu
pra kerja sebagai semi bantuan sosial bagi masyarakat. Tidak jauh beda dengan
listrik gratis kartu pra kerja pun juga bisa di akses hanya melalui digital dan
proses yang lumayan sulit bagi segelintir lapisan masyarakat yang jarang
menggunakan digital dalam kehidupan sehari – hari juga karena sifatnya umum
siapapun bisa mengakses layanan ini
termasuk masyarakat yang tidak menjadi tujuan dari kartu pra kerja ini hanya
karena tidak jelasnya aturan yang di buat sehingga banyak para ahli menganggap
bahwa kartu pra kerja salah sasaran. Belum lagi mengenai bantuan yang di
berikan tidak sepenuhnya bantuan tuni ada beberapa kalangan yang hanya
mendapatkan pelatihan saja dari kartu pra kerjanya bisa kita bayangkan
bagaimana perasaan sesorang yang kelaparan dan kesusahan namun bukan diberikan
bantuan berupa makanan dan uang tapi hanya di berikan video pelatihan yang
kalaupun mereka terlatih dan terkapasitasi melalui video tersebut tidak ada
tempat untuk mereka bisa kerja karena kondisi seperti ini saya kira dalam
kondisi normal pun masyrakat akan gerah jika di berikan bantuan berupa video
yang sebenarnya konten-konten pelatihan bisa mereka pelajari secara mandiri
melalui media bahkan alam sudah terlebih dahulu memberikan pelajaran bagi
mereka jauh sebelum pemerintah ikut campur tangan. Begitu pula dengan kejelasan
bantuan sosial yang di berikan melalu desa, sampai sekarang saya melihat bahwa
pemberiaan bantuan sosial ini masih belum maksimal bahkan ada sebagian daerah
yang belum memulai sehingga masyrakat belum mempunyai jaminan yang bisa mereka
jadikan sebagai titian untuk harpan penyambung nafas kehidupan.
Dari
masalah – masalah yang saya paprkan di atas menimbulkan sebuah keyakinan bagi
saya bahwa saya menilai saat ini pemerintah belum sepenuh hati dalam membantu
rakyatnya saya juga melihat masi timbul beberapa sisi dimana pemerintah masih
mementingkan kepentingan yang sifatnya merugikan rakyat di tengah kesengsaraan
rakyat akibat pandemi global ini. Kita bisa sama – sama melihat bahwa peran
pemerintah tidak maksimal dalam hal ini, ada 24,79 juta jiwa yang berada pada
garis kemiskinan per 2019 belum lagi akibat dampak covid, dari persentasi di
atas dan solusi untuk masyarakat indonesia sangat tidak relevan rasanya jika
kebaikan – kebaikan yang pemerintah berikan hanya bisa di akses melalu digital,
bagaimana mungkin masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan bisa
mengakses bantuan tersebut, boro – boro punya Hp bahkan untuk makan saja mereka
harus berpikir dan bekerja keras untuk mendapatkannya harusnya pemerintah bisa
lebih jeli dalam melihat kondisi ini kenapa harus semuanya melalu digital?
Kenapa tidak melibatkan pemerintah daerah melalui kepala desa, RT dan RW? Tidak
salah sebenarnya memberikan bantuan melalui akses digital bagi sebagian
masyarkat yang bisa mengakses nya, namun perlu kita pikirkan bahwa ada 24,79
juta yang belum tentu dapat mengakses bantuan tersebut. Saya menyayangkan
kenapa pemerintah tidak melibatkan pemerintah daerah khususnya desa dalam
pendataan masyrakat yang akan mendapatkan bantuan tersebut harusnya presiden
selaku garda terdepan dalam menyelesaikan masalah ini bisa melibatkan para
pembantunya untuk bisa sama sama bekerja sehingga tidak lagi ada bantuan yang
tidak bisa di akses juga bantuan yang salah sasaran, Pemerintah desa melalui RT
dan RW harusnya mampu mengatasi masalah ini, turun langsung ke masyarakan untuk
memberikan sosialisasi bagaimana cara mendapatkan bantuan tersebut sekaligus
bisa mendata secara tepat mana masyrakat yang benar-benar terdampak an
membutuhkan bantuan tersebut. Melalui tulisan ini saya berharap bisa menjadi
perpanjangan tangan bagi masyrakat yang sangat susah mengakses bantuan tersebut
dan saya berharap pemerintah yang dalam hal ini bertanggung jawab terhadap
rakyatnya bisa bekerja sepenuh hati dan menghilngkan kepentingan pribadi masing
– masing terlebih dahulu sebab nyawa dan kesejahteraan rakyat adalah cita –
cita kemerdekaan dan untuk saat ini saya bisa katakan bahwa pemerintah gagal
memberikan kemerdekaan kepada rakyat – rakyat nya.
Komentar
Posting Komentar